Laman

Jumat, 20 April 2012

belom tau judul


inilah keajaiban itu,Cintaku
hakekat muasaldari tiada kembali tiada

di luar sana

daun-daun gugur dipeluk musim
dan langit timbul tenggelam menelan cahaya

tapi engkau, Cintaku
tak bergeming dari pusingan bintang-bintang


kita baka dalam cinta, kita fana dalam cinta
dan sebagai yang pernah pergi, kita kembali
dan sebagai yang pernah lelah, kita istirah

kembali ke belaian kasih semesta

Minggu, 15 April 2012

Sepotong Senja Untuk Pacarku (Cerpen Pililihan Kompas 1993)


Alina tercinta,
Bersama surat ini kukirimkan padamu sepotong senja–dengan angin, debur ombak, matahari terbenam, dan cahaya keemasan. Apakah kamu menerimanya dalam keadaan lengkap?

Seperti setiap senja di setiap pantai, tentu ada juga burung-burung, pasir yang basah, siluet batu karang, dan barangkali juga perahu lewat di jauhan. Maaf, aku tidak sempat menelitinya satu persatu. Mestinya ada juga lokan, batu yang berwarna-warni, dan bias cahaya cemerlang yang berkeretap pada buih yang bagaikan impian selalu saja membuat aku mengangankan segala hal yang paling mungkin kulakukan bersamamu meski aku tahu semua itu akan tetap tinggal sebagai kemungkinan yang entah kapan menjadi kenyataan.


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Intense Debate Comments