Kalau ditanya, "Apakah film favoritmu sepanjang masa?" saya akan menjawab "Salah satunya adalah The 6th Sense" Sebenarnya ini bukanlah kali pertama saya nonton film The Sixth Sense (The 6th Sense). Mungkin sudah sekitar 10 tahun yang lalu saya tonton. Kira-kira saat umur saya 12 atau 13 tahun, dan saya menontonnya di SCTV sekitar jam 8 malam sendirian. As you know, saya memang selalu sendirian sejak kecil. Pertama kali saya menontonnya, saya benar-benar jatuh hati pada film ini. Saya merekam dengan sangat baik keseluruhan ceritanya walaupun saaat itu sebenarnya saya agak terlambat di awal-awal film. Sejak saat itu saya selalu memikirkan cara bagaimana agar saya bisa punya film ini. Dulu mau sewa DVD nya di rental ogah, karna selain harus bayar agak mahal, musti pake jangka waktu, berdenda pula. Dan yang paling bikin susah ntuk nonton dirumah adalah, saya ga punya CD/DVD player. Jangankan CD/DVD player, televisi saya saat itu juga masih hitam-putih, ya mustahil kalo mau nonton dirumah. Sampe sekarang, baru saya bisa dapet film The 6th Sense karena download gratis dari internet...hehehe
Bagi yang belum pernah nonton, saya berikan review film ini.
Cole (kiri), Dr.Malcolm Crowe (kanan) |
Cole Sear |
Suatu hari Cole diundang pesta oleh temannya. Sepanjang pesta dia hanya menyendiri ketika sebuah balon tiba-tiba lepas dari ikatan dan melayang hingga ke atap rumah. Cole menaiki tangga melingkar dan hendak mengambil balon tersebut. Namun ketika hampir sampai puncak, Cole mendengar suara orang merintih dan meminta pertolongan agar dibukakan pintu. Ternyata ada sebuah ruang kecil di ujung anak tangga. Pintunya terbuka dan tampak gelap. Cole hanya memandanginya dengan perasaan takut. Tanpa diketahui, ternyata 2 temannya yang jahil melihat Cole mendekati ruang itu dengan rasa takut. Bukannya mengajak turun, mereka malah menyekap Cole dalam ruangan itu sehingga dia berteriak-teriak histeris.Beruntung ibunya -Lynn Sear (Toni Collete)- segera mendengar teriakan Cole dan segera mengeluarkannya dari ruang kecil itu. Cole yang mengalami shock karna ketakutan tidak sadarkan diri dan dibawa ke RS. Tak ketinggalan Dr.Crowe pun ikut menemaninya di RS.
"I see dead people..." |
Ketika Cole sedang berbaring di kamar RS, Dr.Crowe menemaninya sambil membacakan dongeng untuk Cole. Namun Cole melihat kesedihan di mata Dr. Crowe, Cole membuat Dr.Crowe bercerita tentang kesedihannya bahwa karna pengabdiannya terhadap profesinya, Dr.Crowe jadi jauh dengan istrinya, Anna. Akhirnya Cole pun bersedia membuka rahasianya pada Dr.Crowe, dia berkata "I see dead people...."
Sayangnya setelah pengakuan itu Dr.Crowe malah menganggap Cole mengalami semacam depresi atau schizophrenia usia dini. Semenjak itu pula Cole lebih sering melihat penampakan. Diapun menjadi lebih terbuka pada dokternya. Walaupun awalnya Dr.Crowe menganggap Cole berhalusinasi, tapi dia tetap berusaha mempercayainya. Dan memang, akhirnya Dr.Crowe menemukan cara yang tepat untuk membuat hantu-hantu itu pergi dan Cole tidak ketakutan lagi. Yaitu dengan menolong mereka. Crowe berkeyakinan, hantu yang paling menakutkan sekalipun membutuhkan pertolongan sebagai sebab kemunculannya. Dengan selalu ditemani Dr.Crowe, Cole menyelesaikan kasus pertamanya atas arwah seorang gadis bernama Kyra.
Film garapan M. Night Syamalan ini digarap dengan sangat apik sehingga mendapat nominasi Oscar atas Pemeran Terbaik, Naskah Terbaik, Sutradara Terbaik, Ide Orisinil, dan beberapa nominasi lain yang mengangkat film horor yang biasanya menjadi film rendahan menjadi film papan atas. The 6th Sense bukanlah film horor kacangan yang yang sebentar-sebentar menampilkan sosok hantu yang terkesan dipaksakan kemunculannya. The 6th Sense menampilkan para hantu sesuai porsinya, terutama karena musik latarnya yang selalu bikin sport jantung, thanks for the music (=.= ").... Tapi bukan itu yang utama dari film ini. Pesan yang sesungguhnya yang ingin disampaikan adalah esensi manusia itu sendiri. Sebagai contoh, Lynn Sear -ibu Cole- walaupun terkesan seperti ibu slebor, namun sesungguhnya kasih sayangnya pada Cole teramat dalam. aelain ide cerita dan penggarapannya yang baik, para pemainnya pun memiliki kualitas akting yang patut diacungi jempol. Siapa yang tidak kenal dengan Bruce Willis? Wajahnya sering wara-wiri di film-film box office dunia. Ada juga Toni Collete yang berperan sebagai Lynn Sear, aktingnya sebagai ibu Cole sangatlah bagus dan alami. Dia dapat menunjukkan dengan baik lewat gerak-gerik, roman muka, dan suara yang kadang terdengar putus asa karena sebagai single parent dia juga harus mengurus anaknya yang luar biasa. Ada juga Mischa Barton -tentu saja saat dia masih usia praremaja- yang berperan sebagai Kyra. And.....the most wanted character in this film ...tidak lain dan tidak bukan adalah si pemeran utama, Haley Joel Osment yang berperan sebagai Cole Sear the Indigo Child. Haley sungguh menjiwai sosok Cole. Caranya memandang, caranya menghadapi orang dewasa, caranya berbicara, pola pikirnya. Biasanya anak usia 9tahun akan bicara dengan takut-takut atau malu-malu pada orang dewasa yang tidak dia kenal. Tapi Cole menjawab pertanyaan Dr.Crowe dengan tenang dan runtut saat melakukan permainan membaca pikiran. Saking pandainya Haley berakting, I even think that Haley was really an indigo child....
Film ini memiliki twist ending yang tak terduga. Yang menjadi cikal bakal film horor ber-twist ending lainnya macam The Others, atau kalau di Indonesia ada Lentera Merah, tapi sayangnya tidak berhasil membangkitkan ambiens. Jadi, apakah twist ending yang terjadi? Saksikan sendiri filmnya, dijamin anda akan ingin menontonnya lagi dan lagi... Dan mungkin akan jadi salah satu film terbaik anda juga. Selamat menonton....^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar